Minggu, 10 Maret 2013

MANAJEMEN KINERJA



Pengelolaan semua elemen proses organisasi yang mempengaruhi kinerja / prestasi kerja karyawan .  Meliputi: 

  1. perencanaan sdm
  2. Rekrut
  3. Seleksi
  4. Penempatan pekerja
  5. pelatihan
  6. Penilaian
  7. Manajemen karir dan kompensasi
Sebagai pedoman yg menunjukkan dimana posisi individu atau kelompok saat ini dan membantu mengarahkan perhatian dan kegiatan yang perlu dilakukan .
Dibutuhkan kemauan dan komitmen untuk fokus pada peningkatan kinerja pada level individu atau team setiap hari.

Blm sls....akan dilanjutkan.............

Jumat, 08 Maret 2013

DEFINISI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)


Apa itu manajemen sumber daya manusia?
Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, penyeleksian, penempatan, pemberian pelatihan, dan
pengembangan anggota-anggota organisasi



Manajemen sumber daya manusia penting dilakukan karena:
 Seberapapun modal yang dimiliki usaha tidak akan berhasil tanpa orangorang yang tepat
 Penyusunan sumber daya manusia secara baik akan menentukan kesuksesan organisasi
 Biaya membayar pekerja membutuhkan biaya banyak, sehingga dibutuhkan perencanaan agar tidak rugi.

Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi jika tidak melakukan manajemen sumber daya manusia, yaitu:
 Kita dapat mempekerjakan orang yang salah
 Pekerja dapat tidak termotivasi bekerja karena upah dan gaji kurang


PROSES MANAJEMEN MSDM

Proses Manajemen MSDM dalam Organisasi Terdiri dari :
  1. Perencanaan MSDM
  2. Rekrutmen
  3. Seleksi
  4. Sosialisasi
  5. Pelatihan dan Pengembangan
  6. Penilaian Prestasi Kerja
  7. Promosi, Transfer dan PHK
Garis Koordinasi dapat dilihat pada Bagan alir berikut :


     

STRATEGI SDM DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI



A. Pendahuluan
            Pada abad 21 kesiapan pemerintah dalam menghadapi era globalisasi perlu didukung oleh para pelaku bisnis dan akademisi. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas di tingkat dunia, para pemimpin negara ASEAN memutuskan didirikannya AFTA yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional karena produksi diarahkan pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi tarif/bea maupun menghilangkan hambatan tarif.
Globalisasi dan SDM
            Implikasi globalisasi pada manajemen SDM tampaknya masih kurang diperhatikan secara proporsional karena keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Untuk memenangkan persaingan di pasar global, perusahaan harus berupaya dalam layanan yang luar biasa pada pelanggan, mengembangkan kemampuan baru, produk baru yang inovatif, komitmen karyawan, pengelolaan perusahaan melalui kerja sama kelompok.
Strategi Sumber Daya Manusia
            Strategi SDM berkaitan antara lain dengan pembentukan suatu budaya perusahaan yang tepat, perencanaan SDM, mengaudit SDM baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif, serta mencakup pula aktivitas SDM seperti pengadaan SDM (dari rekrutmen sampai pada seleksi), orientasi, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian SDM.Perusahaan harus memilih strategi bisnis yang tepat. Yang terpenting dalam meraih keuntungan  kompetitif adalah melalui pengelolaan SDM secara efektif.
            Pendidikan berperan besar dalam meningkatkan mutu SDM maka perlu ditingkatkanlah mutu pendidikan secara kuantitas maupun kualitas. Ditingkat mikro perusahaan perlu berperan aktif untuk ikut serta  meningkatkan mutu SDM yang lebih baik. Perlu dirancang suatu alat ukur untuk mengetahui mutu dan kualitas SDM, potensi SDM serta keterkaitan strategi SDM dalam perusahaan. Untuk mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan empat faktor sebagai berikut:
1)            Tingkat strategi antara lain misi, visi, dan sasaran organisasi
2)            Faktor internal SDM
3)            Faktor-faktor eksternal
4)            Faktor organisasional
Pertimbangan Konseptual dalam memilih Strategi SDM
            Karakteristik bisnis abad 21 yang seolah-olah dunia tanpa batas akan ditandai dengan perdagangan dunia yang kompetitif. Pradigma organisasi membahas pentingnya peranan pembelajaran dalam menunjang keberhasilan perusahaan melalui SDM yang mengimplementasikan paradigma tersebut. Pembelajaran dalam organisasi membahas lima komponen dasar sebagai berikut:
1.            Personal mastery
2.            Mental models
3.            Shared vision
4.            Team learning
5.            Systemthinkin
        Sonnenfeld dan Peiperl mengembangkan suatu model tipologi perusahaan dan mengimplikasikannya pada strategi SDM sebagi berikut:
a)     Fortress
Perusahaan menekankan pada kelangsungan hidup. Keamanan terhadap pekerjaan kurang bahkan tidak diijinkan.
b)     Academy
Perusahaan menekankan pada spesialisasi jabatan. Strategi SDM yang dijalankan adalah pengembangan SDM.
c)     Club
Menekankan loyalitas, komitmen, senioritas, dan pengalaman. Para club dan para manajernya cenderung generalist.
d)     Baseball-Team
Perusahaan menekankan pada inovasi. Penilaian prestasi lebih berorientasi pada hasil. Pengembangannya berupa pelatihan tidak terlalu banyak dilakukan.
Aktivitas SDM Dalam Menghadapi Bisnis Global
            Dengan mengacu pada karakteristik bisnis dimasa depan, serta memperhatikan masalah SDM yang dihadapi oleh perusahaan, maka perlu dirumuskan dan diimplementasikan strategi SDM yang tepat, yaitu:
1.    Prediksi SDM
2.    Rekrutmen dan peseleksian
3.    Orientasi
4.    Pelatihan
5.    Pemeliharaan
6.    Penilaian prestasi
7.    Penanaman nilai
8.    Memperhatikan faktor-faktor eksternal
9.    Jalur karier karyawan yang perlu direncanakan
10.  Struktur organisasi yang seharusnya, cenderung ramping, fleksibel, dll.
B. TEORI
            Teori yang bersangkutan pada permasalahan abstrak ini meliputi teori pada bab I yang membahas perubahan lingkungan manajemen SDM dan mengukur konstribusi SDM.
Perubahan Lingkungan Manajemen SDM
            Saat ini, globalisasi di bidang ekonomi dan beberapa tren lainnya merupakan pemicu perubahaan bagi perusahaan dalam mengorganisasikannya, mengelola, dan memanfaatkan departemen personalia/SDM mereka.
a)     Lingkungan yang Berubah
Globalisasi mengacu pada perusahaan untuk memperluas, kepemilikan, penjualan, dan manufaktur mereka ke pasar baru di luar negeri.
b)     Kemajuan Teknologis
Banyak pula perusahaan kelas dunia yang meningkat di karenakan teknologi yang dimilikinya. Banyak contoh perusahaan yang melakukan hal tersebut, sehingga saat ini SDM dituntut untuk menghadapi tantangan dengan menerapkan teknologi dengan segera.
c)     Mengekspor Pekerjaan
Tekanan persaingan dan pencarian efesien yang lebih baik juga mendesak para pemilik perusahaan untuk mengekspor pekerjaan keluar negeri.
d)     Sifat Pekerjaan
Dengan persaingan global, lebih banyak pekerjaan manufaktur berpindah ke negara lain dengan upah tenaga kerja yang murah da itu kini menjadi tren di beberapa perusahaan.
e)     Demografis Tenaga Kerja
Pada saat yang sama demografis juga akan berubah. Salah satunya para pekerja yang semakin tua, sehingga perusahaan mengalami kekurangan tenaga professional yang berat dan membutuhkan SDM yang baru.
Mengukur Konstribusi SDM
            Tugas - tugas dan prioritas SDM berkembang dari waktu ke waktu dikarenakan mereka harus menyesuaikan dalam mengarahkan strategi perusahaan. Beberapa cara dalam mengukur standar kontribusi SDM: 
1)     Penekanan pada prestasi
2)     Standar Pengukuran
3)     Kartu nilai SDM
4)     Sistem Tenaga Kerja
C. Kesimpulan
            Dimulainya perdagangan bebas saat ini, pemerintah dan pelaku bisnis harus siap dan menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis, Profesionalisme manajemen, sistem informasi, budaya, strategi fungsional harus berjalan secara bersamaan untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan.
D. Pendapat
            Di era globalisasi ini, pemerintah harus lebih seksama bertindak untuk menghadapinya. Bukan pemerintah saja, tetapi pelaku bisnis juga lebih kreatif mengelola perusahaannya agar mampu bersaing dalam pasar bebas Asia.

MSDM DI ERA GLOBALIASASI



      Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi dan transportasi, menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi semakin cepat menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik tatanan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Dengan kata lain globalisasi yang ditunjang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas-batas negara. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia terus berubah sejalan dengan perkembangan teknologi, dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan berlanjut ke masyarakat pasca industri yang serba teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih tetap yang utama.
     Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).

1. Sumber Daya Manusia Indonesia
 Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah   kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
          Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
     Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harusdikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.


2. Dampak IPTEK Terhadap SDM Indonesia
Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :

1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.
2. Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai.
Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3.      Aspek Sosial Budaya.
Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).
      Dari uraian diatas mengenai IPTEK dalam upaya peningkatan SDM Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita. Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi era globalisasi dewasa ini.
        Perlu sekali diperhatikan, bahwasannya dengan adanya IPTEK dalam era globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi, untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga dampak negatif IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal mungkin.